Sudahkah Kamu Bergabung Di Komunitas Pak Rizky? [View|Join Now]

2.24.2008

Lok Baintan dan Tradisi Budaya Sungai

. 2.24.2008

Kalimantan Selatan merupakan sebuah provinsi yang terletak di tenggara atau selatan Pulau Kalimantan, dengan luas wilayah sekitar 3.733.43 Km². Secara umum keadaan geografis Kalimantan Selatan meliputi daerah rawa, dataran rendah, dan dataran tinggi. Di daerah Kalimantan Selatan ini, banyak mengalir sungai-sungai besar dan kecil yang di sekitarnya bermuara di laut Jawa. Sungai yang terbesar adalah sungai Barito, yang mempunyai anak sungai Bahan, sungai Martapura, dan sungai Nagara. Sungai Martapura mempunyai lagi cabang anak sungai, yaitu sungai Riam Kanan dan sungai Riam Kiwa. Sedangkan sungai Nagara mempunyai cabang anak sungai yaitu sungai Tapin, sungai sungai Amandit, sungai Batang Alai, dan sungai Tabalong. Selain sungai Barito dengan cabang anak-anak sungainya, terdapat sungai-sungai yang lain seperti sungai Kintap, sungai Satui, sungai Kusan, sungai Sarangan, dan sungai Baji.

Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, sungai merupakan urat nadi kehidupan masyarakat di daerah ini. Bahkan sejak zaman Kerajaan Banjar banyak di buka pelabuhan-pelabuhan sungai sebagai bandar perdagangan. Sampai dengan saat ini masyarakat Kalimantan Selatan tidak dapat di pisahkan dengan corak khas kebudayaan sungai, karena keadaan geografisnya sendiri merupakan daratan yang di kelilingi oleh daerah aliran sungai, sehingga ada yang menjuluki bahwa daerah Kalimantan Selatan merupakan kota seribu sungai. Pemanfaatan sungai mayoritas di pergunakan untuk keperluan sarana pendukung transportasi, perdagangan, maupun keperluan hidup lainnya.

Di sekitar daerah tepi-tepi sungai di Kalimantan Selatan ini juga bertebaran kampung-kampung yang di jadikan sebagai pemukiman oleh warga. Kampung-kampung tersebut merupakan daerah konsentrasi penduduk, terutama Suku Banjar dengan kebudayaannya yang khas yakni kebudayaan sungai dengan segala macam aktivitas kehidupan masyarakat tersebut.

Untuk contoh konkret dari perenjawatan kontemplasi di atas, saya akan memfokuskan kepada perkembangan corak kebudayaan sungai yang sentralistik dengan segala macam perkembangan aktivitas masyrakatnya, dan mengacu kepada daerah kecamatan sungai Tabuk, yang sekarang ini merupakan bagian dari daerah di Kabupaten Banjar.

Daerah kecamatan Sungai Tabuk ini merupakan bagian dari cabang anak sungai Martapura, yang notabene merupakan salah sungai terbesar di Kalimantan Selatan. Satu hal yang perlu di perhatikan dari daerah ini adalah perkembangan masyarakat yang masih menganut budaya sungai, dan memiliki potensi untuk di jadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Hal ini dapat kita temukan dengan keberadaan Pasar Terapung (Floating Market) Lok Baintan, yang hampir sama dengan Pasar Terapung Muara Kuin. Namun Pasar Terapung Lok Baintan ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, yang meliputi ragam-ragam budaya tradisional yang masih melekat dari pelakunya maupun aspek-aspek penunjang eksistensi Pasar Terapung Lok Baintan sendiri.

Dari kerangka berpikir inilah, saya akan mencoba menggali lebih dalam tentang eksistensi dan keragaman budaya sungai yang sentralistik ini. Saya juga mencoba untuk mendeskipsikan secara faktual mengenai eksistensi para pelaku perdagangan yang masih menggunakan sarana air (sungai) di kecamatan sungai Tabuk beserta aktivitas-aktivitas yang di tawarkannya melalui produk budaya sungai, yakni Pasar Terapung Lok Baintan

Di
daerah kecamatan Sungai Tabuk terdapat suatu realitas dari corak kebudayaan sungai dengan segala aktivitas-aktivitas dari para pelaku atau masyarakatnya yang menunjang kegiatan perekonomian di daerah ini, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pedagang, namun ada juga yang berprofesi selain daripada petani dan pedagang. Sehingga menimbulkan keanekaragaman yang mendukung berlangsungnya interaksi sosial masyarakat di kecamatan Sungai Tabuk ini.

Ada suatu keunikan yang dapat kita lihat dari para masyarakatnya dalam hal melakukan kegiatan transaksi perdagangan. Biasanya masyarakat lazimnya dalam melakukan transaksi perdagangan atau jual beli komoditi kebutuhan hidup, berada di daerah daratan. Namun lain halnya dengan transaksi perdagangan di kecamatan Sungai Tabuk, mayoritas para pelakunya melakukan kegiatan tersebut di daerah sungai. Mereka melakukan transaksi perdagangan ini menggunakan sebuah tempat atau pasar, oleh orang-orang di sana lebih di kenal dengan sebutan Pasar Terapung Lok Baintan. Pasar Terapung Lok Baintan berada di sebelah timur pusat kota Banjarmasin. Perjalanan untuk menuju pasar terapung ini memakan waktu ± 1 jam apabila menggunakan sarana transportasi air, yakni kelotok (perahu yang menggunakan mesin).

Adanya Pasar Terapung yang terletak di kecamatan Sungai Tabuk ini, kebanyakan pelaku pasarnya berasal dari Desa Pemakuan Sei. Tapang, Lok Baintan dan Sei. Tabuk sendiri. Aktivitas perdagangan di pasar ini dimulai selepas subuh hingga sekitar jam 10.00 wita pagi. Karena kegiatan transaksinya sambil melaju, pasar terapung ini semakin siang harinya, akan semakin jauh ke hilir. Pasar ini menjual berbagai macam komoditi yang beraneka ragam, yang di tawarkan oleh para pedagang. Para pedagang biasanya membawa produk hasil-hasil pertanian, kerajinan tangan, makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya untuk di tawarkan kepada konsumen. Para pedagang ini kemungkinan berangkat dari tempat mereka pada saat tengah malam dan tiba di pasar menjelang pagi.

Satu hal keunikan yang dapat di temukan di pasar terapung ini adalah para pedagangnya banyak yang menggunakan sejenis topi atau penutup kepala, yang oleh orang Banjar di sebut dengan Tanggui. Tanggui atau topi ini merupakan benda yang di butuhkan oleh para pedagang untuk melindungi kepala dari teriknya sinar matahari. Biasanya tanggui terbuat dari daun kelapa yang di keringkan dan kemudian dianyam menyerupai bentuk topi, yang ukuranya agak besar dari bentuk topi biasa lazimnya. Keunikan lainnya dari pasar Terapung Lok Baintan ini yakni para pedagang masih menggunakan alat transportasi air yang berupa perahu sederhana, dan oleh masyarakat Banjar di beri nama Jukung. Jukung atau perahu tradisional ini digunakan untuk membawa komoditi yang akan di jual di pasar. Namun dengan seiring kemajuan perkembangan zaman yang modern, maka pengembangan tekhnologi pun semakin canggih pula. Hal ini juga berdampak pada penggunaan mesin pada perahu yang digunakan oleh para pedagang, perahu ini kemudian di beri nama Kelotok. Para pedagang berpendapat bahwa apabila mereka menggunakan Kelotok maka semakin cepat pula mereka sampai ke pasar, selain itu tenaga yang di keluarkan pun sedikit, lain halnya dengan Jukung yang membutuhkan tenaga yang ekstra untuk mengayuh perahu untuk bergerak.

Potensi yang di tawarkan Pasar Terapung Lok Baintan memang sangat potensial sekali untuk di kembangkan sebagai daerah objek wisata yang sangat menguntungkan bagi pemasukan kas daerah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar wilayah pasar terapung ini sendiri. Karena eksistensi pasar terapung di daerah ini sifatnya masih asli (natural), dan bukan di buat-buat (artificial), maka selayaknya daerah ini telah mencerminkan kehidupan budaya sungai yang khas dan sentralistik di dalam perkembangannya.

Untuk mengembangkan Pasar Terapung Lok Baintan menjadi objek wisata yang bernilai tinggi dan menguntungkan bagi pemerintah daerah, maka hal yang perlu di lakukan untuk kedepannya adalah dengan melakukan pemberdayaan melalui berbagai usaha-usaha untuk mengembangkan daerah kecamatan Sungai Tabuk ini menjadi salah satu proyek pembangunan pariwisata Kalimantan Selatan, dengan membangun sarana-sarana infrastruktur penunjang. Selain itu permasalahan yang ada mungkin harus dapat diselesaikan melalui pembenahan-pembenahan yang tepat, dengan membuka akses yang lebih luas lagi, baik dari segi sarana dan prasarana serta dengan gencar melakukan kegiatan promosi mengenai objek wisata Pasar Terapung Lok Baintan kepada masyarakat di daerah Kalimantan Selatan sendiri dan kalau bisa dapat berbicara kepada tingkat nasional maupun mancanegara.

Dari permasalahan yang di sebutkan di atas tadi sudah selayaknya Pemerintah Daerah lebih peka mendengar potensi-potensi yang ada di daerahnya sendiri, khususnya mengenai dunia pariwisata yang selama ini terlihat hanya di kembangkan seadanya saja. Untuk itu hendaknya Pemerintah Daerah dapat “menjual nama” dalam tanda petik, potensi-potensi yang dapat digali dari bebagai macam corak kebudayaan yang ada di daerah Kalimantan Selatan melalui pengembangan jalur pariwisata dalam rangka mensukseskan pembangunan yang telah menjadi prioritas bersama.

Peran serta warga Kalimantan Selatan sendiri juga sangat menentukan kelangsungan maupun keberadaan objek wisata di daerah ini. Karena hanya dengan partisispasi masyarakat lah kita dapat menjaga dan melestarikan berbagai macam kenekaragaman objek wisata tersebut hingga dapat di pertahankan eksistensinya. Salah satu objek wisata yang terpenting di daerah Kalimantan Selatan adalah Pasar Terapung Lok Baintan yang terletak di Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Di daerah inilah melahirkan ciri maupun perkembangan kebudayaan sungai yang masih asli, yang dapat di pertahankan keberadaannya hingga sekarang. Jadi di harapkan juga pemerintah daerah sekarang dapat peduli terhadap objek-objek wisata lainnya yang ada dan memiliki potensi dan nilai yang strategis, daripada hanya terpaku kepada modernisasi yang memprioritaskan pada pembangunan tata ruang kota dengan membangun bangunan yang lebih modern agar tidak dicap ketinggalan zaman. Sangat di sayangkan apabila hal itu di lupakan oleh pemerintah, maka akan di khawatirkan dapat mengancam nilai-nilai budaya maupun tradisi yang telah ada dan melekat di dalam masyarakat itu sendiri.

Kalimantan Selatan merupakan sebuah provinsi yang memiliki potensi sumber daya alam yang kaya dan corak kebudayaan yang berneka ragam. Salah satu potensi sumber daya alam tersebut adalah banyaknya sungai-sungai besar dan kecil yang mengalir di daerah ini. Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, sungai merupakan urat nadi bagi kelangsungan kehidupan waganya. Untuk itu di perlukan pemanfaatan yang tepat sasaran terhadap sungai-sungai yang ada tersebut untuk di rasakan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakatnya.

Salah satu pemanfaatan sungai di Kalimantan Selatan adalah sebagai sarana penunjang perekonomian masyarakatnya, hal ini dapat kita temukan dengan adanya Pasar Terapung Lok Baintan di Kecamatan Sungai Tabuk yang merupakan tempat berlangsungnya transaksi perdagangan yang unik karena bertempat di daerah sungai. Pasar ini mempunyai peranan yang penting bagi masyarakatnya, sehingga lama kelamaan menjadi suatu kegiatan yang membudaya dan berkarakter. Akhirnya pantaslah sejatinya di sebut dengan realitas budaya sungai yang membudaya di dalam masyarakat Kalimantan Selatan.

Pasar Terapung Lok Baintan merupakan salah satu objek wisata yang potensial untuk di kembangkan sebagai aset daerah yang bernilai tinggi, dan kedepannya di perlukan pemberdayaan yang lebih baik lagi oleh pemerintah maupun masyakatnya sendiri dalam mengembangkan, menjaga, dan mempromosikan hasil budaya asli Kalimantan Selatan pada umumnya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

:D
ugag ngerti musti nulis ap
.wkwkkwkw.

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Sudah Baca Postingan Yang Ini :

 
Powered by  MyPagerank.Net Add to Technorati Favorites Site Meter site statistics
© Copyright 2007-2008. Aha Blog . All rightsreserved | Aha Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Aha