Rasanya bosan sekali saya melihat topik-topik berita dimedia elektronik maupun cetak yang disajikan akhir-akhir ini. Tak jauh dari permasalahan kenaikan harga BBM, kasus korupsi, demo mahasiswa yang berakhir ricuh dengan aparat, hingga berita-berita yang yang membuat hati saya agak miris. Topik yang paling aktual saat ini tentu tentang kenaikan harga BBM. Saya sebagai rakyat kecil, tentunya mempertanyakan kebijakan yang akan diambil ini? Antara perasaan marah, geram, bingung menyembul dipikiran saya. Kok negara penghasil minyak, dapat sengasara karena minyak? Sebagai orang awam saya mungkin tidak terlalu mengerti mengenai mekanisme yang akan diterapkan, namun yang tidak diharapkan muncul dari persoalan tersebut. Ya, apalagi kalo bukan imbasnya bagi rakyat kecil!
Penguasa, apakah ia yang bertanggung jawab atas semua permasalahan ini? Atau siapa yang patut disalahkan atas kemelaratan yang berkepanjangan ini! Sekali lagi saya benar-benar bingung (daripada sok pintar) melihat keadaan seperti ini. Untuk mensejahterakan rakyat apakah cara ini yang paling ampuh? Rasanya tidak! Saya heran, melihat ada orang-orang yang tidak peduli terhadap penderitaan orang-orang yang tidak berdaya ini (rakyat kecil). Mereka mungkin hanya duduk manis melihat berita di televisi sambil ditemani secangkir kopi. Tanpa perlu bersusah payah memikirkan penderitaan orang lain. Pernah suatu waktu saya berbincang dengan orang yang intelektual dibidangnya, katanya “daripada susah-susah memikirkan masalah BBM ataupun ikut teriak-teriak dijalan, lebih baik penuhi kebutuhan pribadi kita dulu katannya”. Katanya lagi, pasrah saja karena harga BBM bakalan naik juga. Singkatnya gak ada gunanya berbuat! Mendengar kata-katanya saya agak miris hati, apakah ini merupakan pemikiran yang fatalistic dari seorang intelektual? Mungkin ia sudah merasa cukup dan kaya hidupnya, jadi tujuan hidupnya tidak lebih mengejar cita-cita yang sangat individualis. Makin heran saya karena umur orang tersebut sangat tua dari saya, sangat disegani dalam bidangya tapi sangat sayang pemikirannya seperti itu. Padahal ia muslim, kok gak mencerminkan citra sebagai muslim yang sejati, yang peduli terhadap sesama… Makin bingung dah!!!
Haahhh…. BBM = Benar Benar Mabok !
2 komentar:
iya aku juga bener2 mabok menghadapi realita kehidupan ini..(jieeehh). efek dari naeknya BBM ini bener2 bikin maboook
uugh..
Waduh, kenapa mabok mbak dalam menjalani hidup?? Aku yakin mbak kayaknya bahagia... Iya, gak habis pikir ternyata cuma janji2 manis belaka yang keluar...
Posting Komentar