Sudahkah Kamu Bergabung Di Komunitas Pak Rizky? [View|Join Now]

2.24.2008

Sungai Ku Sayang, Sungai Ku Malang

. 2.24.2008


Ada sebuah catatan yang saya kira cukup bermakna pada acara persentasi mengenai permasalahan sungai di Banjarmasin oleh Bapak Drs. Bambang Subiyakto, M.Hum yang dilaksanakan di Aula Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Banjarbaru tanggal 18 Januari kemarin, yang menjadi inspirasi saya untuk menulis arikel ini. Ya, permasalahan sungai di Banjarmasin merupakan hal yang saya kira cukup besar dampaknya bagi masyarakat di sekitarnya, khususnya dalam aspek kehidupan masyarakat Banjarmasin. Peranan sungai sangat penting bagi masyarakat Banjarmasin sejak zaman dulu, bahkan hingga zaman sekarang. Masyarakat memanfaatkan sungai sebagai alat transportasi air (pelayaran), irigasi, rekreasi, hingga MCK sekalipun. Begitu inherennya sungai bagi masyarakat menyebabkan ketergantungan terhadap sungai merupakan hal yang sulit ditinggalkan oleh masyarakat Banjarmasin, sehingga menimbulkan suatu perpaduan yang unik yang membentuk pola kehidupan budaya sungai. Sehingga kota Banjarmasin pun mendapatkan julukan kota seribu sungai, karena sebagian besar wilayah daratannya dikelilingi oleh sungai-sungai besar maupun sungai-sungai kecil. Namun kiranya ada beberapa pertanyaan yang cukup mendasar yang perlu kita catat di benak kita, yakni apakah sekarang julukan tersebut masih layak kita sandang? Apakah masyarakat dan komponen pemerintah sudah berperan di dalam pelestarian eksistensi sungai di Banjarmasin?

Terlepas dari pertanyaan yang mendasar diatas, pada kenyataannya sekarang ini permasalahan sungai menjadi kajian yang perlu kita cermati sebagai mayarakat yang bermukim di kota Banjarmasin.Tanpa menampik realitas yang ada, secara jelas kita melihat dan merasakan bahwa sungai-sungai di Banjarmasin banyak yang beralih fungsi sebagai mestinya. Sebagai contoh banyak sungai-sungai di Banjarmasin yang mulai kehilangan arealnya, akibat pembangunan ruko-ruko (rumah toko), pelebaran jalan, maupun menjadi lahan pemukiman warga. Saya merasakan betul,
bagaimana dulunya di tempat tinggal saya bermukim terdapat aliran sungai yang peranannya sangat penting bagi salah satu transportasi air, yaitu Jukung. Namun sekarang ini sangat sulit menemukan lalu-lalang Jukung di tempat saya berada. Anak-anak yang sering saya temui sedang berenang di sungai ketika air pasang mengaku, bahwa sungai-sungai sangat sempit untuk mereka renangi, dan yang lebih memprihatinkan lagi air sungai sangat kotor dan banyak sampah-sampah yang hanyut bersama aliran air, kilahnya. Hal ini mungkin juga sama ditemui pada sungai-sungai di Banjarmasin lainnya, yang mempunyai permasalahan serupa.

Menurut hemat saya, untuk mengatasi permasalahan diatas hendaknya segenap elemen masyarakat dan pemerintah kota Banjarmasin dapat berperan serta dalam menjaga kelestarian ekosistem sungai, sehingga pencitraan kota Banjarmasin sebagai kota seribu sungai dapat kita pertahankan. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), hendaknya juga digalakkan melalui berbagai sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat di dalam menjaga dan melestarikan keberadaan sungai-sungai di Banjarmasin. Sehingga kesadaran dan kepekaan masyarakat terhadap pentingnya keberadaan sungai di tempat mereka dapat tumbuh dengan baik. Selain itu pemerintah hendaknya tidak berorientasi pada pembangunan di darat saja, melainkan secara seimbang dapat membangun perairannya, yang dalam hal ini adalah sungai-sungai yang ada di kota Banjarmasin. Sehingga akses-akses yang mengunakan dan mendukung pemanfaatan terhadap sungai-sungai yang ada di Banjarmasin secara tepat sasaran dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh pemanfaatan sungai sebagai objek pariwisata sangat dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat di Banua ini. Bukti konkretnya dapat kita lihat pada pasar terapung di Lok Baintan dan di Kuin. Selain dapat menambah pendapatan kas daerah, masyarakat pun dapat terbantu ekonominya.

Sebagai salah satu orang banua yang tinggal di kota Banjarmasin, saya berharap agar sungai-sungai di Banjarmasin beserta budaya sungainya yang unik dapat lestari dan tidak lapuk oleh perkembangan zaman yang cenderung mengarah kepada modernisasi pembangunan. Sehingga nantinya dapat kita perlihatkan di masa yang akan datang kepada anak cucu kita, bahkan kepada masyarakat dunia. Semoga tulisan yang saya tulis ini dapat bermanfaat kepada seluruh masyarakat Banjarmasin, dan saya akui tulisan ini tentunya belum dapat merubah maupun mengatasi permasalahan yang ada, khususnya mengenai permasalahan sungai di Banjarmasin. Tapi setidaknya dengan niat dan tindakan nyata yang betul-betul tulus dari semua pihak, bukan tidak mungkin kita dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan bijak.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Sudah Baca Postingan Yang Ini :

 
Powered by  MyPagerank.Net Add to Technorati Favorites Site Meter site statistics
© Copyright 2007-2008. Aha Blog . All rightsreserved | Aha Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Aha